BEDAH JURNAL
(Good Coorporate Government & Good
Public Goverment)
A. Kegagalan Penerapan Good Coorporate Governance Pada
Perusahaan Publik di Indonesia.
B. GCG Sebagai Prinsip Implementasi Corporate Social
Responsibility.
C. Pengaruh Penerapan GCG Terhadap Kinerja Keuanagn
Perusahaan.
D. Pengaruh Kinerja Keuanagn Terhadap Nilai Perusahaan
Dengan Pengungkapan CSR dan GCG Sebagai Variabel Pemoderasi.
E. Pengaruh GCG Berdasarkan Coorporate Governance
Perception Index(CGPI) Terhadap Kinerja Keuanagn Perbankan di Bursa Efek
Indonesia.
1. Latar
Belakang
2. Variabel,
Data, dan Ukuran
3. Cara
pengumpulan data
4. Analisis
5. Hasil
6. Pendapat/Komentar
saya
1. Latar
Belakang
Dalam rangka Recovery Economy, pemerintah
Indonesia dan International Monetary Fund (IMF) memperkenalkan dan
mengintroduksir konsep good corporate governance (GCG) sebagai tata cara kelola
perusahaan yang sehat (Sulistyanto & Lidyah, 2002). Konsep ini diharapkan
dapat melindungi pemegang saham (stockholders) dan kreditur agar dapat
memperoleh kembali investasinya.
Fungsi tujuan GCG adalah (1) mekanisme
pengawasan dewan komisaris (board of director) dan komite audit (audit
committee) suatu perusahaan tidak berfungsi dengan efektif dalam melindungi
kepentingan pemegang saham dan (2) pengelolaan perusahaan yang belum
profesional. Sehingga penerapan konsep GCG di Indonesia diharapkan dapat
meningkatkan profesionalisme dan kesejahteraan pemegang saham tanpa mengabaikan
kepentingan stakeholders.
Pendahuluan
Good corporate governance secara definitif
merupakan sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan untuk menciptakan
nilai tambah (value added) untuk semua stakeholder. Ada dua hal yang ditekankan
dalam konsep ini, pertama, pentingnya hak pemegang saham untuk memperoleh
informasi dengan benar (akurat) dan tepat pada waktunya dan, kedua, kewajiban
perusahaan untuk melakukan pengungkapan (disclosure) secara akurat, tepat
waktu, dan transparans terhadap semua informasi kinerja perusahaan,
kepemilikan, dan stakeholder (YPPMI & SC, 2002). Atau secara singkat, ada
empat komponen utama yang diperlukan dalam konsep GCG ini, yaitu fairness,
transparancy, accountability, dan responsibility. Keempat komponen tersebut
penting karena penerapan prinsip GCG secara konsisten terbukti dapat
meningkatkan kualitas laporan keuangan (Beasly et al., 1996). Chtourou et al.
(2001) juga mencatat prinsip GCG yang diterapkan dengan konsisten dapat menjadi
penghambat (constrain) aktivitas rekayasa kinerja yang mengakibatkan laporan
keuangan tidak menggambarkan nilai fundamental perusahaan.
Rekayasa kinerja yang dikenal dengan istilah
earnings management ini sejalan dengan teori agensi (agency theory) yang
menekankan pentingnya pemilik perusahaan (principles) menyerahkan pengelolaan
perusahaan kepada profesional (agents) yang lebih mengerti dan memahami cara
untuk menjalankan suatu usaha (YPPMI & SC, 2002). Namun pemisahaan ini
mempunyai sisi negatif, keleluasaan manajemen untuk memaksimalkan laba akan
mengarah pada proses memaksimalkan kepentingan manajemen sendiri dengan biaya
yang harus ditanggung pemilik perusahaan. Kondisi ini terjadi karena asimetri
informasi (information asymmetry) antara manajemen dan pihak lain yang tidak mempunyai
sumber dan akses yang memadai untuk memperoleh informasi yang digunakan untuk
memonitor tindakan manajemen (Richardson, 1998; DuCharme et al., 2000).
Rekayasa ini merupakan upaya manajemen untuk
mengubah laporan keuangan dengan tujuan untuk menyesatkan pemegang saham yang
ingin mengetahui kinerja ekonomi perusahaan atau untuk mempengaruhi hasil
kontraktual yang mengandalkan angka-angka akuntansi yang dilaporkannya (Healy
& Wahlen, 1998; DuCharme et al., 2000). Sehingga secara prinsipil manipulasi
ini tidak sejalan dengan semangat GCG.
Indonesia mulai menerapkan prinsip GCG sejak
menandatangani letter of intent (LOI) dengan IMF, yang salah satu bagian
pentingnya adalah pencatuman jadwal perbaikan pengelolaan perusahaan-perusahaan
di Indonesia (YPPMI & SC, 2002). Sejalan dengan hal tersebut, Komite
Nasional Kebijakan Corporate Governance (KNKCG) berpendapat bahwa
perusahaan-perusahaan di Indonesia mempunyai tanggung jawab untuk menerapkan
standar GCG yang telah diterapkan di tingkat internasional. Namun, walau
menyadari pentingnya GCG, banyak pihak yang melaporkan masih rendahnya
perusahaan yang menerapkan prinsip tersebut. Masih banyak perusahaan menerapkan
prinsip GCG karena dorongan regulasi dan menghindari sanksi yang ada
dibandingkan yang menganggap prinsip tersebut sebagai bagian dari kultur
perusahaan. Selain itu, kewajiban penerapan prinsip GCG seharusnya mempunyai
pengaruh yang positif terhadap kualitas laporan keuangan yang dipublikasikan.
Maka atas dasar uraian tersebut dan sejalan dengan penelitian Chtourou et al.
(2001), penelitian ini ingin menguji apakah penerapan prinsip GCG mempunyai
pengaruh positif terhadap kualitas laporan keuangan yang diukur dari
keberhasilan ditekannya upaya rekayasa yang dilakukan manajemen.
2.
Variabel, Data, dan Ukuran
a.
Variabel :
è ROA (Return On
Asset)
è CAR (Capital
Adequacy Ratio)
è LDR (Loan to
Deposit Ratio)
è ROE (Return On
Asset)
è BOPO (Beban Operasional Terhadap Pendapatan
Operasional)
b.
Data
è Primer
Data yang diambil maupun yang
didapatkan dari sumbernya langsung.
è Sekunder
Data yang diambil dari laporan
publikasi maupun informasi melalui media perantara.
c.
Ukuran
è Rata-rata (Mean)
è Standar Deviasi
è Varian
è Maksimum
è Minimum
è Sum
è Range
è Kurtosis
è Skewness
3.
Cara Pengumpulan Data
Dengan menggunakan data skala
·
Nominal
Skala yang digunakan tidak
ada titik awal dan mengelompokan secara individual
Exp : A. Setuju B. Tidak Setuju
·
Ordinal
Skala urutan ada perbedaan titik peringkat diguakan
yang lebih tepat
Exp : 1. Kurang 2. Kurang Baik
3. Baik 4. Baik Sekali
·
Interval
Skala yang membedakan kategori dengan jarak tertentu
Exp : 155 – 159, 160 – 179
·
Rasio
Skala yang memiliki nilai mutlak dan memiliki nilai
tertinggi
Exp : 1 : 2
4.
Analisis
Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui hubungan diantara variabel-variabelnya. Sehingga menggunakan
metode statistic untuk menganalisisnya. Metode analisis tersebut adalah metode
kuaantitatif dengan menggunakan statistic dan pengujian data sebgai berikut :
a. Analisis
Deskriptif
Analisis deskriptif merupakan analisis yang
menggambarkan fenomena atau karakteristik dari data. Analisis deskriptif
memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata
(mean), Standar Deviasi, Varian,
Maksimum, Minimum, Sum, Range, Kurtoris, Skewness.
b. Uji Normalitas
Uji ini digunakan dalam
tahap awal dalam metode pemilihan data. Jika data normal digunakan uji
parametric dan jika tidak normal digunakan uji non parametric atau treatmen
agar normal.
c. Analisis
Regresi Linier Berganda
Uji ini digukana untuk mengetahui hubungan linier
antara variabel terikat dengan variabel bebasnya diperoleh persamaan.
5.
Hasil
Penelitian
ini bertujuan untuk mendukung dugaan bahwa penerapan prinsip good corporate
governance (GCG) secara signifikan akan mengurangi upaya rekayasa keuangan yang
dilakukan manajemen. Namun penelitian ini tidak berhasil membuktikan dugaan
tersebut, karena dari hasil uji beda terbukti tidak adanya perbedaan tingkat
rekayasa antara sebelum dan sesudah kewajiban penerapan prinsip tersebut,
sehingga bisa disimpulkan bahwa GCG belum berhasil diterapkan di Indonesia.
Hasil ini tidak konsisten dengan penelitian-penelitian terdahulu yang menguji
hubungan penerapan prinsip tersebut dengan rekayasa (earnings management) yang
dilakukan manajemen perusahaan, misalnya Beasly (1996), McMullen & Randghun
(1996), Westphal & Zajac (1997), Abbott et al. (2000), Carcello & Neal
(2000), Chtourou et al. (2001), Dezoort & Salterio (2001). Selain hasil
tersebut, hal menarik yang ditemukan dalam penelitian ini, yaitu (1) manajemen
memilih menggunakan item aktiva tetap dan jangka panjang sebagai dasar rekayasa
keuangan dan (2) manajemen menggunakan earnings management berpola income
decreasing (penurunan laba) untuk melakukan rekayasanya yang diindikasikan dari
nilai discretionary accruals yang negatif. Sedangkan setelah tahun 1998, income
decreasing yang terjadi kemungkinan besar juga dipengaruhi oleh krisis ekonomi
yang melanda Indonesia sejak pertengahan 1997-an.