A.
Sejarah Akuntansi Internasional
Akuntansi
merupakan salah satu cabang ilmu ekonomi yang menjadi penggerak ekonomi dalam
masyarakat. Akuntansi menyediakan informasi melalui beberapa proses seperti
pengukuran, pengungkapan dan pemeriksaaan yang berkenaan dengan aktivitas
ekonomi yang dapat menghasilkan informasi secara andal. Akuntansi sudah dikenal
secara internasional hingga beberapa negara memiliki peraturan sendiri untuk
mengatur perlakuan akuntansi itu menjadi sistem yang sah dimata duniadan agar
tidak ada penyimpangan.
Pemahaman terhadap dimensi
internasional tersebut merupakan suatu yang penting bagi mereka yang ingin
mengelola usaha dengan melintasi batas-batas negara. tidak adanya sekat
antarnegara membuat kemudahan bagi pengelola bisnis, selain itu kebergantungan
pemasok internasional yang menuntut untuk menekan biaya produksi dan berupaya
untuk selali bersaing secara global.
1. Sudut Pandang Sejarah
Sejarah akuntansi merupakan
sejarah internasional. Kronologi berikut ini menunjukkan bahwa akuntansi telah
meraih keberhasilan besar dalam kemampuannya untuk diterapkan dari satu kondisi
nasional ke kondisi lainnya, sementara di pihak lain memungkinkan timbulnya
pengembangan terus-menerus dalam bidang teori dan praktik di seluruh dunia.
Abad ke-14 dan 15 dimulai dengan
sistem pembukuan berpasangan (double entry bookeeping) yang diperkenalkan oleh
Luca Pacioli (1447). Luca memperkenalkan tiga catatan penting yang harus
dilakukan yaitu Buku Memorandum, Jurnal, dan Buku Besar
Pembukuan ala Italia di gunakan
di Jerman untuk membantu pedagang pada zaman Fugger dan kelompok Hanseatik.
Pada tahun 1870-an di Kepulauan
Inggris, berkembang suatu proses akuntansi publik yang terorganisasi di
Skotlandia dan Inggris .
Pada abad ke-20 permasalahan
tentang akuntansi mulai muncul dan berkembang. Hingga sekolah sekolah bisnis
mengakui akuntansi sebagai suatu disiplin ilmu akademik sendiri pada sekolah
perguruan tinggi.
2. Sudut Pandang Kontemporer
Merupakan faktor-faktor
yang menambah pentingnya adanya akuntansi secara internasional. Hal ini
dikarenakan terdapat beberapa faktor antara lain:
Pertumbuhan dan Penyebaran
Operasi Multinasional
Kompetisi Global
Merger dan Akuisisi Lintas Batas
Innovasi Keuangan
Internasionalisme Pasar Modal
B.
Peran Akuntansi dalam Bidang Usaha dan Pasar Modal Global
Dalam era
globalisasi, dunia usaha dan masyarakat telah menjadi semakin kompleks sehingga
menuntut adanya perkembangan berbagai disiplin ilmu termasuk Akuntansi.
Akuntansi memegang peranan penting dalam ekonomi dan sosial karena setiap
pengambilan keputusan yang bersifat keuangan harus berdasarkan informasi
akuntansi. Keadaan ini menjadikan akuntansi sebagai suatu profesi yang sangat
dibutuhkan keberadaanya dalam lingkungan organisasi bisnis.
Perkembangan dunia usaha semakin lama semakin cepat dan sangat bervariasi.
Bidang-bidang yang dahulu tidak di bayangkan sebagai sektor usaha sekarang
menjadi sektor besar. Perkembangan profesi akuntansi terasa lebih meninggi
setelah tahun 1985, Bebarengan dengan BEJ. Bunga Bank yang tinggi mendorong
orang mencari alternatif untuk memenuhi kebutuhan permodalannya, persaingan
antar perusahaan semakin meningkat dengan dibarengi berbagai permasalahan yang
dihadapi oleh perusahaan di Indonesia. Dalam menghadapi itu semua para
pengelola perusahaan sangat membutuhkan informasi akuntansi dalam rangka
pengambilan keputusan.
Akuntansi mengalami perkembangan yang sangat pesat seiring dengan tumbuh dan
berkembangnya bisnis surat-surat berharga khususnya bisnis saham di pasar
modal. Masyarakat Amerika sudah mengenal bisnis tersebut sejak tahun 1900
(Belkaoui, 2007). Dalam bertransaksi, baik para investor maupun calon investor
telah menggunakan informasi keuangan perusahaan sebagai salah satu pedoman
dalam membuat prediksi-prediksi dan untuk mengambil keputusan bisnis, yaitu
investasi dalam surat-surat berharga, khususnya dalam saham. Perkembangan
positif yang terjadi terhadap bisnis saham di pasar modal Amerika juga
menunjukkan bahwa kebutuhan perusahaan akan modal juga meningkat seirama dengan
perkembangan pasar. Perkembangan ini sekaligus menunjukkan bahwa pasar modal
memegang peranan penting dalam perekonomian suatu negara khususnya Amerika pada
era tersebut. Di samping itu, juga berarti bahwa kebutuhan dan peran informasi akuntansi
menjadi semakin penting.
Keterpurukan ekonomi Indonesia akibat krisis ekonomi tahun 1997 mementalkan
prediksi John Naisbitt bahwa Indonesia akan menjadi salah satu macan dari Asia.
Tahun 2000, tiga tahun setelah krisis, di saat negara-negara lain yang juga
terkena krisis seperti Thailand, Korsel, Filipina dan Malaysia telah memperoleh
perbaikan perekonomian yang signifikan, perekonomian Indonesia (PDB) hanya
bertumbuh 0,2%.
(Asian Recover Information Center – ADB : Mei 2000) Tanri Abeng (1999) dalam
Djalil (2000), menyatakan bahwa terdapat enam akar pokok permasalahan yang
menyebabkan lambatnya perbaikan perekonomian di Indonesia, yaitu:
1. Ternyata pertumbuhan pesat Indonesia sebelum krisis lebih banyak didorong
karena pertumbuhan investasi bukan karena efisiensi dan inovasi
2. Mayoritas nilai pasar perusahaan yang listing di BEJ adalah overvalued (90%
nilai perusahaan go public ditentukan oleh growth expectation, hanya 10% atas
kemampuan riil memperoleh laba; beda dengan negara maju, 30% growth expectation,
70% kemampuan riil)
3. Struktur finansial perusahaan tidak sehat (pinjaman lebih dari 100%
dibandingkan ekuitasnya, perusahaan sehat seharusnya dibawah 50% dari
ekuitinya)
4. Adanya mark-up dalam penyaluran kredit.
5. Konsentrasi ekonomi tidak sehat (piramida ekonomi, atas: terdapat 200
perusahaan konglomerat swasta dimiliki oleh 50 keluarga, tengah: hampir kosong.
6. Tidak ada good governance (paling rendah menurut McKinsey 1999)
Di sisi lain, Indonesia dihadapkan pada tantangan ekonomi abad ke-21 yaitu
globalisasi ekonomi. Globalisasi ekonomi merupakan suatu proses kegiatan
ekonomi dan perdagangan, di mana negara-negara di seluruh dunia menjadi satu
kekuatan pasar yang semakin terintegrasi dengan tanpa rintangan batas
teritorial negara.
TANTANGAN DALAM ERA GLOBAL
Globalisasi yang sudah pasti dihadapi oleh bangsa Indonesia menuntut adanya
efisiensi dan daya saing dalam dunia usaha. Dalam globalisasi yang menyangkut
hubungan intraregional dan internasional akan terjadi persaingan antarnegara. Perwujudan
nyata dari globalisasi ekonomi yang dihadapi bangsa Indonesia antara lain
terjadi dalam bentuk-bentuk berikut (Damanhuri, 2003):
• Pembiayaan. Perusahaan global mempunyai akses untuk memperoleh pinjaman atau
melakukan investasi (baik dalam bentuk portofolio ataupun langsung) di semua
negara di dunia. Sebagai contoh, PT Telkom dalam memperbanyak satuan sambungan
telepon, atau PT Jasa Marga dalam memperluas jaringan jalan tol telah
memanfaatkan sistem pembiayaan dengan pola BOT (build-operate-transfer) bersama
mitrausaha dari mancanegara.
• Tenaga kerja. Perusahaan global akan mampu memanfaatkan tenaga kerja dari
seluruh dunia sesuai kelasnya, seperti penggunaan staf professional diambil
dari tenaga kerja yang telah memiliki pengalaman internasional dan\atau buruh
diperoleh dari negara berkembang. Dengan globalisasi maka human movement akan
semakin mudah dan bebas.
• Jaringan informasi. Masyarakat suatu negara dengan mudah dan cepat
mendapatkan informasi dari negara-negara di dunia karena kemajuan teknologi,
antara lain melalui: TV, radio, media cetak dan lain-lain. Dengan jaringan
komunikasi yang semakin maju telah membantu meluasnya pasar ke berbagai belahan
dunia untuk barang yang sama. Sebagai contoh KFC, Hoka Hoka Bento, Mac Donald,
dll melanda pasar di mana-mana. Akibatnya selera masyarakat dunia (baik yang
berdomisili di kota maupun di desa) menuju pada selera global.
• Perdagangan. Hal ini terwujud dalam bentuk penurunan dan penyeragaman tarif
serta penghapusan berbagai hambatan non tarif. Dengan demikian kegiatan
perdagangan dan persaingan menjadi semakin ketat dan fair. Bahkan, transaksi
menjadi semakin cepat karena "less papers/documents" dalam
perdagangan, tetapi dapat mempergunakan jaringan teknologi telekomunikasi yang
semakin canggih.
Dengan kegiatan bisnis korporasi (bisnis corporate) di atas dapat dikatakan
bahwa globalisasi mengarah pada meningkatnya ketergantungan ekonomi antarnegara
melalui peningkatan volume dan keragaman transaksi antarnegara (cross-border
transactions) dalam bentuk barang dan jasa, aliran dana internasional
(international capital flows), pergerakan tenaga kerja (human movement) dan
penyebaran teknologi informasi yang cepat. Kekuatan ekonomi global menyebabkan
bisnis korporasi perlu melakukan tinjauan ulang terhadap struktur dan strategi
usaha serta melandaskan strategi manajemennya dengan basis entrepreneurship,
cost efficiency dan competitive advantages. Masalah daya saing dalam pasar
dunia yang semakin terbuka merupakan isu kunci dan tantangan yang tidak ringan.
Tanpa dibekali kemampuan dan keunggulan saing yang tinggi niscaya produk suatu
negara, termasuk produk Indonesia, tidak akan mampu menembus pasar
internasional. Bahkan masuknya produk impor dapat mengancam posisi pasar
domestik. Dengan kata lain, dalam pasar yang bersaing, keunggulan kompetitif (competitive
advantage) merupakan faktor yang sangat penting dalam meningkatkan kinerja
perusahaan. Banyak perusahaan besar Indonesia terhempas karena krisis, karena
persaingan global, menunjukkan bahwa ternyata mereka tidak efisien.
Menyadari hal tersebut beberapa perusahaan besar melakukan antisipasi dengan
mencoba untuk tidak menjadi bubble company tetapi menjadi sustainable company
(Hasan, 2000). Good Corporate Governance, tata kelola perusahaan yang baik,
diyakini mampu merealisasikan keinginan tersebut, karena tidak hanya bertujuan
pada profit oriented tapi juga fokus pada kebutuhan seluruh stakeholder-nya.
Untuk itu transparansi, akuntabel, fairness, dan responsibilitas terutama
sangat perlu dipahami dan direalisasikan organisasi baik organisasi swasta maupun
organisasi sektor publik. Akuntansi, sebagai information provider, perlu
menyadari bahwa high quality information adalah dasar dari good corporate
governance. Oleh karena itu para pelaku akuntansi perlu menyadari tanggung
jawab mereka untuk menyediakan informasi maupun laporan keuangan yang handal
dan akurat
C.
Mengidentifikasi dan Menjelaskan Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Dunia
Akuntansi
Beberapa
karakteristik era ekonomi global yang ada dalam akuntansi internasionalantaralain:
Bisnis internasional
Hilangnya batasan-batasan antar
Negara era ekonomi global sering sulit untuk mengindentifikasi Negara asal
suatu produk atau perusahaan, hal ini terjadi pada perusahaan multinasional
Ketergantungan pada perdagangan
internasional
Selain itu ada 8 (delapan) factor
yang mempengaruhi perkembangan akuntansi internasional, yaitu :
1. Sumber pendanaan
Di Negara-negara dengan pasar ekuitas yang kuat, akuntansi memiliki focus atas
seberapa baik manajemen menjalankan perusahaan (profitabilitas), dan dirancang
untuk membantu investor menganalisis arus kas masa depan dan resiko terkait.
Sebaliknya, dalam system berbasis kredit di mana bank merupakan sumber utama
pendanaan, akuntansi memiliki focus atas perlindungan kreditor melalui
pengukuran akuntansi yang konservatif.
2. Sistem Hukum
Dunia barat memiliki dua orientasi dasar: hukum kode (sipil) dan hukum
umum (kasus). Dalam Negara-negara hukum kode, hukum merupakan satu
kelompok lengkap yang mencakup ketentuan dan prosedur sehingga aturan akuntansi
digabungkan dalam hukum nasional dan cenderung sangat lengkap. Sebaliknya,hukum
umum berkembang atas dasar kasus per kasus tanpa adanya usaha untuk mencakup
seluruh kasus dalam kode yang lengkap.
3. Perpajakan
Di kebanyakan Negara, peraturan pajak secara efektif menentukan standar karena
perusahaan harus mencatat pendapatan dan beban dalam akun mereka untuk
mengklaimnya untuk keperluan pajak. Ketka akuntansi keuangan dan pajak
terpisah, kadang-kadang aturan pajak mengharuskan penerapan prinsip akuntansi
tertentu.
4. Ikatan Politik dan Ekonomi
Faktor Politik & Ekonomi sangat mempengaruhi perkembangan akuntansi
internasional karena kebijakan pemerintah dan keadaan ekonomi saat itu di suatu
negara dapat membuat akuntansi sulit berkembang.
5. Inflasi
Inflasi menyebabkan distorsi terhadap akuntansi biaya histories dan
mempengaruhi kecenderungan (tendensi) suatu Negara untuk menerapkan perubahan
terhadap akun-akun perusahaan.
6. Tingkat Perkembangan Ekonomi
Faktor ini mempengaruhi jenis transaksi usaha yang dilaksanakan dalam suatu
perekonomian dan menentukan manakah yang paling utama
7. Tingkat Pendidikan
Standard praktik akuntansi yang sangat rumit akan menjadi tidak berguna jika
disalahartikan dan disalahgunakan. Pengungkapan mengenai resiko efek derivatif
tidak akan informatif kecuali jika dibaca oleh pihak yang berkompeten
8. Budaya
Empat dimensi budaya nasional, menurut Hofstede: individualisme, jarak
kekuasaan, penghindaran ketidakpastian, maskulinitas.
Perkembangan Akuntansi Internasional sudah seharusnya diikuti oleh kemampuan
individu yang bergerak dalam bidang akuntansi untuk ikut andil memajukan
akuntansi. Akuntansi Internasional merupakan penghubung antarnegara. Delapan
faktor yang mempengaruhi perkembangan akuntansi internasional harus dipahami
dengan baik agar tercipta harmonisasi antarnegara yang bertransaksi, di
Indonesia sendiri perkembangan akuntansi internasional sangat pesat, karena
telah diiringi oleh hubungan antar negara lain yang semakin kuat.
D.
Mengetahui Sistem Akuntansi Di Negara-Negara Maju
Perancis
Perancis
merupakan pendukung utama penyeragaman akuntansi nasional di dunia. Kementrian
Ekonomi Nasional menyetujui Plan Comptale General ( kode akuntansi nasional )
resmi yang pertama pada bulan September 1947. Pada Tahun 1986, renana tersebut
diperluas untuk melaksanakan ketentuan dalam Direktif Ketujuh UE terhadap
laporan keuangan konsolidasi dan revisi lebih lanjut pada tahun 1999. Plan
Comptable General berisi :
tujuan dan prinsip akuntansi seta
pelaporan keuangan
definisi aktiva, kewajiban,
ekuitas pemegang saham, pendapatan dan beban
atauran pengakuan dan penilaian
daftar akun standar, ketentuan
mengenai penggunaannya, dan ketentuan tata buku lainnya
contoh laporan keuangan dan
aturan penyajiannya2
Ciri
khusus akuntansi di Perancis adalah terdapatnya dikotomi antara laporan
keuangan perusahaan secara tersendiri dengan laporan keuangan kelompok usaha
yang dikonsolidasikan. Meskipun akun-akun perusahaan secara tersendiri harus
memenuhi ketentuan pelaporan wajib, hukum memperbolehkan perusahaan Perancis
untuk mengikuti Standar Pelaporan Keuangan internasional.
Regulasi dan Penegakan Aturan
Akuntansi
Lima organisai utama yang
terlibat dalam proses penetapan standar di Prancis adalah :
1. Counseil
National de la Comptabilite atac CNC (Badan Akuntansi Nasional)
2. Comite de
la Reglemetation Comptable or CRC (Komite Regulasi Akntansi)
3. Autorite
des Marches Financiers or AMF (Otoritas Pasar Keuangan)
4. Ordre des
Experts-Comtable or OEC (Ikatan Akuntansi Publik )
5. Compagnie
Nationale des Commisaires aix Comptes or CNCC (Ikatan Auditor Kepatuhan
Nasional)
Di
Perancis profesi akuntansi dan auditing sejak dahulu telah terpisah. Akuntan
dan auditor Perancis diwakili oleh kedua lembaga, yaitu OEC dan CNCC, meski
terdapat sejumlah orang yang menjadi anggota keduannya. Sesungguhnya, 80%
akuntan dengan kualifikasi di Perancis memiliki kedua klasifiksi tersebut. Dua
lembaga profesional memiliki hubungan dekat dan bekerja sama untuk kepentingan
bersama. Kedua terlibat dalam pengembangan standar akuntansi melalui CNC dan
CRC dan keduannya mewakili Perancis di IASB
Pelaporan Keuangan
Perusahaan Prancis harus
melaporkan berikut ini :
·
Neraca
·
Laporan laba rugi
·
Catatan atas laporan keuangan
·
Laporan direktur
·
Laporan auditor
Laporan
keuangan seluruh perusahaan perseroaan dan perusahaan dengan kewajiban terbatas
lainnya yang melebihi ukuran tertentu harus diaudit. Perusahaan besar juga
harus menyiapka dokumen yang terkait dengan pencegahan kepailitan perusahaan
dan laporan sosial, yang keduanya hanya terdapat di Perancis.
Ciri
utama pelaporan di Perancis adalah ketentuan mengenai pengungkapan catatan kaki
yang ekstensif dan detail yang meliputi hal-hal berikut :
Ø Penjelasan
mengenai aturan pengukuran yang diberlakukan
Ø Perlakuan
akuntansi untuk pos-pos dalam mata uang asing
Ø Laporan
perubahan aktiva tetap dan depresiasi
Ø Detail
provisi
Ø Detail
revaluasi yang dilakukan
Ø Analisis
piutang dan utang sesuai masa jatuh tempo
Ø Daftar
anak perusahaan dan kepemilikan saham
Ø Jumlah
komitmen pensiun dan imbalan pasca kerja lainnya
Ø Detail
pengaruh pajak terhadap laporan keuangan
Ø Rata-rata
jumlah karyawan sesuai golongan
Ø Analisis
pendapatan menurut aktivitas dan geografis
Pengukuran akuntansi
Akuntansi
di Perancis memiliki karakteristik ganda : Perusahaan secara tersendiri harus
mematuhi paraturan yang tetap, sedangkan kelompok usaha konsolidasi memiliki
fleksibilitas lebih besar. Akuntansi untuk perusahaan secara individual
merupakan dasar hukum untuk membagikan dividen dan menghitung pendapatan kena
pajak.
Metode
pembelian (purchase method) umumnya digunakan untuk mencatat penggabungan
usaha, namum metode penyatuan kepemilikan (pooling method) dapat digunakan
dalam beberapa kondisi. Muhibah (goodwill) umumnya dikapitalisasi dan
diamortisasi terhadap laba, namun tidak ditentukan berapa lama periode
amortisasi yang maksimum. Goodwill tidak perlu diuji untuk penurunan nilai .
Konsolidasi proporsional digunakan untuk usaha patungan dan metode ekuitas
digunakan untuk mencatat investasi pada perusahaan yang tidak dikonsolidasikan,
yang dapat dipengaruhi secara signifikan. Praktik translasi mata uang asing
sama dengan IAS 21. Aktiva dan kewajiban anak perusahan yang berdiri sendiri
ditranslasikan dengan menggunakam metode kurs penutupan (akhir tahun) dan
perbedaan translasi dimasukan ke dalam ekuitas.
Jerman
Pada awal
tahun 1970-an, uni Eropa (UE) mulai mengeluarkan direktif harmonisasi, yang
harus diadopsi oleh negara-negara anggotanya ke dalam hukum nasional. Direktif
Uni Eropa yang keempat, ketujuh, kedelapan seluruhnya masuk kedalam hukum
Jerman melalui Undang-undang Akuntansi Komprehensif yang diberlakukan pada
tanggal 19 Desember 1985
Karakteristik
fundamental ketiga dari Akuntansi di Jerman adalah ketergantungannya terhadap
anggaran dasar dan keputusan pengadilan. Selain kedua hal itu tidak ada yang
memiliki status mengikat atau berwenang. Untuk memahami akuntansi di Jerman,
seseorang harus mmerhatikan HGB dan kerangka hukum kasus yang terkait.
Regulasi dan Penegakan Aturan Akuntansi
Sebelum
tahun 1998, Jerman tidak memiliki fungsi penetapan standar akuntansi keuangan
sebagaimana yang dipahami di negara-negara berbahasa Inggris. Undang –undang
tentang pengendalian dan transparansi tahun 1998 memperkenalkan keharusan untuk
mengakui badan swasta yang menetapkan standar nasional untuk memenuhi tujuan
berikut :
Ø Mengembangkan
rekomendasi atas penerapan standar akuntansi dalam laporan keuangan konsolidasi
Ø Memberikan
nasihat kepada Kementrian Kehakiman atas legislasi akuntansi yang baru
Ø Mewakili
Jerman dalam organisasi akuntansi internasional, Seperti IASB
Sistem
penerapan standar akuntansi yang baru di Jerman secara garis besar mirip dengan
sistem yang ada di Inggris dan Amerika Serikat. Namun untuk diperhatikan bahwa
standar GASB adalah rekomendasi wajib yang hanya berlaku u/lapoaran keuangan
konsolidasi.
Pelaporan Keuangan
Undang – Undang Akuntansi tahun
1985 secara khusus menentukan isi dan bentuk laporan keuangan yang meliputi :
·
Neraca
·
Laporan laba rugi
·
Catatan atas laporan keuangan
·
Laporan manajemen
·
Laporan auditor
Ciri
utama sistem pelaporan keuangan di Jerman adalah laporan secara pribadi oleh
auditor kepada dewan direktur pengelola perusahaan dan dewan pengawas
perusahaan, untuk tujuan konsolidasi, seluruh perusahaan dalam kelompok
tersebut harus menggunakan prinsip akuntansi dan penilaian yang sama.
Pengukuran Akuntansi
GAS lebih
ketat bila dibandingkan dengan HGB dalam hal laporan keuangan konsolidasi,
menurt GAS 4, metode revaluasi harus digunakan , sedangkan aktiva dan kewajiban
yang diperoleh dalam penggabungan usaha harus direvaluasi menjadi nilai wajar
dan kelebihan yang tersisa dialokasikan menjadi goodwill. Goodwill diamortisasi
selama masa tidak lebih dari 20 tahun dan diuji untuk penurunan nilai tiap
tahunnya.
Sebagaimana
disebutkan sebelumnya, perusahaan – perusahaan Jerman sekarang dapat memilih
untuk menyusun laporan keuangan konsolidasi sesuai dengan aturan Jerman
sebagaimana dijelaskan di atas, standar akuntansi internasional, atau GAAP AS.
Ketiga pilihan tersebut dapat ditemukan dalam praktik dan para pembaca laporan
keuangan Jerman harus berhati-hati untuk mencari tahu standar akuntansi manakah
yang digunakan.
Jepang
Akuntansi
dan Pelaporan keuangan di Jepang mencerminkan gabungan berbagai pengaruh
domestik dan internasional, untuk memahami akuntansi Jepang, seseorang harus
memahami budaya, praktik usaha dan sejarah Jepang. Perusahaan – perusahaan
Jepang saling memiliki akuitas saham satu sama lain, dan sering kali
bersama-sama memiliki perusahaan lain. Investasi yang saling bertautan ini
menghasilkan konglomerasi industri yang meraksasa – yang disebut sebagai
keiretsu
Modal usaha keiretsu, ini sedang
dalam perubahan seiring dengan reformasi struktural yang dilakukan Jepang untuk
mengatasi stagnasi ekonomi yang berawal pada tahun 1990-an. Krisis keuangan
yang mengikuti pecahnya ekonomi gelembung Jepang juga mendorong dilakukannya
evaluasi menyeluruh atas standar pelaporan keuangan Jepang.
Regulasi dan Penegakan Aturan
Akuntansi
Pemerintah
nasional masih memiliki pengaruh paling signifikan terhadap akuntansi di
Jepang. Regulasi akuntansi didasarkan pada tiga undang – undang : Hukum
Komersial, Undang-undang pasar modal dan Undang-undang pajak penghasilan
perusahaan. Hukum komersial diatur oleh Kementrian Kehakiman (MOJ), hukum
tersebut merupakan inti dari regulasi akuntansi di Jepang dan paling memiliki
pengaruh besar.
Perusahaan
milik publik harus memenuhi ketentuan lebih lanjut dalam undang undang pasar
modal yang diatur oleh kementrian keuangan dibuat berdasarkan Undang-undang
pasar modal AS dan diberlakukan terhadap Jepang oleh Amerika Serikat selama
masa pendudukan AS setelah perang dunia II Tujuan utama SEL adalah untuk
memberikan informasi dalam pengambilan keputusan.
Pelaporan Keuangan
Perusahaan yang didirikan menurut
Hukum Komersial diwajibkan untuk menyusun laporan wajib yang harus mendapat
persetujuan dalam rapat tahunan pemegang saham, yang berisi hal-hal berikut :
·
Neraca
·
Laporan Laba rugi
·
Laporan Usaha
·
Proposal atas Penentuan Penggunaan (apropriasi)
Laba ditahan
·
Skedul Pendukung
Perusahaan yang mencatatkan
sahamnya juga harus menyusun laporan keuangan sesuai dengan Undang-undang pasar
modal yang secara umum mewajibkan laporan keuangan dasar yang sama dengan Hukum
komersial ditambah dengan laporan arus kas.
Pengukuran Akuntansi
Hukum
komersial mewajibkan perusahaan perusahaan besar untuk menyusun laporan
konsolidasi, perusahaan yang mencatat saham harus menyusun laporan konsolidasi
sesuai dengan SEL. Akun perusahaan secara terpisah merupakan dasar bagi laporan
konsolidasi dan umumnya prinsip akuntansi yang sama digunakan untuk keduannya.
Anak perusahaan dikonsolidasikan jika induk perusahaan secara langsung dan
tidak langsung mengendalikan kebijakan keuangan dan operasionalnya.
Meskipun
metode penyatuan kepemilikan diperbolehkan, metode pembelian untuk penggabungan
usaha umumnya digunakan. Goodwill diukur menurut dasar nilai wajar aktiva
bersih yang diakuisisi dan diamortisasi selama maksimum 20 tahun, metode
ekuitas digunakan untuk mencatat usaha patungan.
Belanda
Akuntansi
di Belanda memiliki beberapa paradoks yang menarik. Belanda memiliki ketentuan
akuntansi dan pelaporan keuangan yang relatif permisif, tetapi standar praktik
profesiona yang sangat tinggi. Belanda merupakan negara hukum kode, namun
akuntansinya berorientasi pada penyajian wajar. Pelaporan keuangan dan
akuntansi pajak merupakan dua aktivitas terpisah.
Akuntansi
Belanda bersedia untuk mempertimbangkan ide-ide dari luar. Belanda merupakan
salah satu pendukung pertama atas standar internasional untuk akuntansi dan
pelaporan keuangan, dan pernyataan IASB menerima perhatian besar dalam
menentukan praktik yang dapat diterima.
Regulasi dan Penegakan Aturan Akuntansi
Regulasi
di Belanda tetap liberal sehingga tahun 1970 ketika Undang-undang Laporan Keuangan
Tahunan diberlakukan, Undang-undang tahun 1970 memperkenalkan audit wajib.
Undang-undang tersebut juga mendorong pembentukan kelompok Studi Akuntansi Tiga
Pihak (Tripaartif) (yang digantikan oleh Dewan Pelaporan Tahunan pada Tahun
1981)
Dewan
pelaporan Tahunan mengeluarkan tuntunan terhadap prinsip akuntansi yang dapat
diterima (bukan diterima) secara umum, Dewan tersebut memiliki anggota berasal
dari tiga kelompok yang berbeda :
Ø Penyusunan
laporan keuangan (perusahaan)
Ø Pengguna
laporan keuangan (perwakilan serikat buruh dan analis keuangan)
Ø Auditor
laporan keuangan (institut Akuntansi Terdaftar Belanda atau NivRA)
Pelaporan Keuangan
Kualitas
pelaporan keuangan Belanda sangat seragam, laporan keuangan wajib harus disusun
dalam bahasa Belanda, namun dalam bahasa Inggris, Perancis, dan Jerman dapat
diterima. Laporan Keuangan harus memuat hal-hal berikut :
·
Neraca
·
Laporan Laba Rugi
·
Catatan-catatan
·
Laporan Direksi
·
Informasi lain yang direkomendasikan
Pengukuran Akuntansi
Metode
yang digunakan adalah metode pembelian, goodwill merupakan perbedaan antara
biaya akusisi dengan nilai wajar aktiva dan kewajiban yang dibeli.
Fleksibilitas Belanda dalam pengukuran akuntansi dapat terlihat dengan
diperbolehkannya penggunaan nilaii kini untuk aktiva berwujud seperti
persediaan dan aktiva yang disusutkan. Karena perusahaan – perusahaan Belanda
Memiliki Flesibilitas dalam menerapkan aturan pengukuran, dapat diduga bahwa
terdapat kesempatan untuk melakukan perataan laba. Pos –pos tertentu dapat
mengabaikan laporan laba rugi dan langsung disesuaikan terhadap cadangan dalam
ekuitas pemegang saham. Hal ini antara lain :
Ø Kerugian
akibat bencana yang tidak mungkin atau tidak umum untuk diasuransikan
Ø Kerugian
akibat nasionalisasi atau sejenis penyitaan lainnya
Ø Onsekuensi
akibat restrukturisasi keuangan
Inggris
Warisan
Inggris bagi dunia sangat penting. Inggris merupakan negara pertama di dunia
yang mengembangkan profesi akuntansi yang kita kenal sekarang. Konsep penyajian
hasil dan posisi keuangan yang wajar (pandangan benar dan wajar) juga berasal
dari Inggris.
Regulasi dan Penegakan Aturan
Akuntansi
Dua sumber utama standar
akuntansi keuangan di Inggris adalah hukum perusahaan dan profesi akuntansi.
Undang-undang tahun 1981 menetapkan lima prinsip dasar akuntansi :
Pendapatan dan beban harus
ditandingkan menurut dasar akrual
Pos aktiva dan kewajiban secara
terpisah dalam setiap kategori aktiva, dan kewajiban dinilai secara terpisah
Prinsip konservatisme
Penerapan kebijakan akuntansi
yang konsisten dari tahun ke tahun diwajibkan
Prinsip kelangsungan usaha diterapkan
untuk perusahaan yang menggunakan akuntansi
Undang-undang tersebut berisi
aturan penilaian yang luas dimana akun-akun dapat ditentukan berdasarkan biaya
historis atau biaya kini.
Pelaporan Keuangan
Pelaporan keuangan Inggris
termasuk yang paling komprehensif di dunia. Laporan keuangan umumnya mencakup :
·
Laporan Direksi
·
Laporan Laba dan Rugi dan Neraca
·
Laporan Arus Kas
·
Laporan Total Keuntungan dan Kerugian yang diakui
·
Laporan Kebijakan akuntansi
·
Catatan atas Referensi dalam Laporan Keuangan
·
Laporan Auditor
Pengukuran Akuntansi
Inggris
memperbolehkan baik metode akusisi dan merger dalam mencatat akuntansi untuk
Penggabungan usaha. Meskipun demikian, kondisi penggunaan metode merger begitu
ketat sehingga hampir tidak pernah digunakan.
Pada Tahun 2003, Departemen
perdagangan dan Perindustrian mengumumkan bahwa mulai bulan Januari 2005,
Seluruh perusahaan Inggris diperbolehkan untuk menggunakan IFRS, selain GAAP
Amerika
Serikat
Akuntansi
di Amerika Serikat diatur oleh Badan Sektor Swasta (Badab Standar Akuntansi
Keuangan/FASB), hingga tahun 2002 Institut Amerika untuk Akuntan Publik
Bersertifikat.
Regulasi dan Penegakan Aturan Akuntansi
Prinsip-prinsip
akuntansi yang diterima secara umum (GAAP) terdiri dari seluruh standar,
aturan, dan regulasi keuangan yang harus diperhatikan ketika menyusun laporan
keuangan, laporan keuangan seharusnya menyajikan secara wajar posisi keuangan
suatu perusahaan dan hasil operasinya sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi
yang diterima secar umum.
Pelaporan keuangan
Laporan tahunan yang semestinya
dibuat sebuah perusahaan AS yang besar meliputi :
·
Laporan manajemen
·
Laporan auditor independen
·
Laporan keuangan utama (laporan laba rugi,arus
kas,laba komprehensif, ekuitas pemegang saham)
·
Diskusi manajemen dan analisis atas hasil operasi
dan kondisi keuangan
·
Pengungkapan atas kebijakan akuntansi dengan
pengaruh paling penting terhadap laporan keuangan
·
Catatan atas laporan keuangan
·
Perbandingan data keuangan tertentu selama lima
atau sepuluh tahun
·
Data kuartal terpilih
Laporan
keuangan konsolidasi bersifat wajib dan laporan keuangan AS yang diterbitkan
biasanya tidak memuat hanya laporan induk perusahaan saja. Aturan konsolidasi
mengharuskan seluruh anak perusahaan yang dikendalikan (yaitu, dengan
kepemilikan yang melebihi 50 persen dari saham dengan hak suara) harus
dikonsolidasikan secara penuh, walaupun operasi anak perusahaan tersebut tidak
homogen. Laporan keuangan interim (kuartalan) diwajibkan untuk perusahaan yang
sahamnya tercatat pada bursa efek utama. Laporan ini biasanya hanya berisi
laporan keuangan ringkas yang tidak diaudit dan komentar manajemen secara
singkat.
Pengukuran Akuntansi
Aturan
pengukuran akuntansi di Amerika Serikat mengasumsikan bahwa suatu entitas usaha
akan terus melangsungkan usahanya. Pengukuran dengan dasar akrual sangat luas
dan pengakuan transaksi dan peristiwa sangat tergantung pada konsep penanding.
E.
Pelaporan dan Pengungkapan Laporan
Perkembangan
sistem pengungkapan sangat berkaitan dengan perkembangan sistem akuntansi.
Standar dan praktik pengungkapan dipengaruhi oleh sumber-sumber keuangan,
sistem hukum, ikatan politik dan ekonomi, tingkat pembangunan ekonomi, tingkat
pendidikan, budaya, dan pengaruh lainnya.
Perbedaan
nasional dalam pengungkapan umumnya didorong oleh perbedaan dalam tata kelola
perusahaan dan keuangan. Di Amerika Serikat, Inggris dan negara-negara Anglo
Amerika lainnya, pasar ekuitas menyediakan kebanyakan pendanaan yang dibutuhkan
perusahaan sehingga menjadi sangat maju. Di pasar-pasar tersebut, kepemilikan cenderung
tersebar luas di antara banyak pemegang saham dan perlindungan terhadap
investor sangat ditekankan. Investor institusional memainkan peranan yang
semakin penting di negara-negara ini, menuntut pengembalian keuangan dan nilai
pemegang saham yang meningkat.
Di
kebanyakan negara-negara lain (seperti Prancis, Jepang dan beberapa negara
pasar yang berkembang), Kepemilikan saham masih masih tetap sangat
terkonsentrasi dan bank (dan atau pemilik keluarga) secara tradisional menjadi
sumber utama pembiayaan perusahaan. Bank-bank ini, kalangan dalam dan lainnya
memperoleh banyak informasi mengenai posisi keuangan dan aktivitas perusahaan.
Konsep – Konsep pengungkapan
1. Pengungkapan Cukup
Pengungkapan cukup adalah
pengungkapan yang di wajibkan oleh standar akuntansi yang berlaku.
2. Pengungkapan Wajar
Pengungkapan wajar merupakan
konsep yang bersifat lebih positif, pengungkapan yang wajar merupakan tujuan
etis agar dapat memberikan perlakuan yang sama dan bersifat umum bagi semua
pemakai laporan keuangan
3. Pengungkapan Penuh
Pengungkapan Sukarela
Beberapa studi menunjukkan bahwa
manajer memiliki dorongan untuk mengungkapkan informasi mengenai kinerja
perusahaan saat ini dan saat mendatang secara sukarela. Dalam laporan terakhir,
Badan Standar Akuntansi Keuangan (FASB) menjelaskan sebuah proyek FASB mengenai
pelaporan bisnis yang mendukung pandangan bahwa perusahaan akan mendapatkan
manfaat pasar modal dengan meningkatkan pengungkapan sukarelanya. Laporan ini
berisi tentang bagaimana perusahaan dapat menggambarkan dan menjelaskan potensi
investasinya kepada para investor.
Sejumlah
aturan, seperti aturan akuntansi dan pengungkapan, dan pengesahan oleh pihak
ketiga (seperti auditing) dapat memperbaiki berfungsinya pasar. Aturan
akuntansi mencoba mengurangi kemampuan manjer dalam mencatat transaksi-transaksi
ekonomi dengan carayang tidak mewakili kepentingan terbaik pemegang saham.
Aturan pengungkapan menetapkan ketentuan-ketentuan untuk memastikan bahwa para
pemegang saham menerima informasi yang tepat waktu, lengkap dan akurat.
Ketentuan Pengungkapan Wajib
Bursa
efek dan badan regulator pemerintah umumnya mengharuskan perusahaan perusahaan
asing yang mencatatkan saham untuk memberi informasi keuangan dan informasi non
keuangan yang sama dengan yang diharuskan kepada perusahaan domestik. Setiap
informasi yang diumumkan, yang dibagikan kepada para pemegang saham atau yang
dilaporkan kepada badan regulator di pasar domestik. Namun demikian, kebanyakan
negara tidak mengawasi atau menegakkan pelaksanaan ketentuan ”kesesuaian
pengungkapan antar wilayah (yuridiksi).”
Perlindungan
terhadap pemegang saham berbeda antara satu negara dengan negara lain.
Negara-negara Anglo Amerika seperti Kanada, Inggris, dan Amerika Serikat
memberikan perlindungan kepada pemegang saham yang ditegakkan secara luas dan
ketat. Sebaliknya, perlindungan kepada para pemegang saham kurang mendapat
perhatian di beberapa negara lain seperti Cina contohnya, yang melarang insider
trading (perdagangan yang melibatkan kalangan dalam) sedangkan penegakan hukum
yang lemah membuat penegakan aturan ini hampir tidak ada.
Pendekatan Pengungkapan
1. Translasi
Memberikan penampilan
internasional kepada laporan primer dan memberikan keuntungan dari sisi
hubungan masayarakat
2. Informasi Khusus
Mengupayakan untuk menjelaskan
kepada pembaca asing mengenai standar akuntansi tertentu yang mendasari
penyusunan laporan keuangan.
3. Restatement
Melakukan estimasi terhadap
beberapa besar penyesuaian laba yang terjadi seandainya GAAP dengan non negara
asal yang dipakai dengan hasil akhir angka laba EPS yang konsisten.
4. Laporan primer-sekunder
Laporan primer sesuai dengan
standar nasional sedangkan laporan sekunder sesuai dengan standar negara yang
di tuju.
Praktik Pelaporan dan
Pengungkapan
Aturan pengungkapan sangat
berbeda di seluruh dunia dalam beberapa hal seperti laporan arus kas dan
perubahan ekuitas, transaksi pihak terkait, pelaporan segmen, nilai wajar
aktiva dan kewajiban keuangan dan laba per saham. Pada bagian ini perhatian
dipusatkan pada :
1. Pengungkapan Informasi
yang melihat masa depan, mencakup :
a. ramalan pendapatan, laba
rugi, laba rugi per saham (EPS), pengeluaran modal, dan pos keuangan lainnya
b. informasi prospektif
mengenai kinerja atau posisi ekonomi masa depan yang tidak terlalu pasti bila
dibandingkan dengan proyeksi pos, periode fiskal, dan proyeksi jumlah
c. laporan rencana manajemen
dan tujuan operasi di masa depan.
2. Pengungkapan Segmen
Permintaan investor dan
analis akan informasi mengenai hasil operasi dan keuangan segmen industri
tergolong signifikan dan semakin meningkat. Contoh, para analis keuangan di
Amerika secara konsisten telah meminta data laporan dalam bentuk disagregat
yang jauh lebih detail dari yang ada sekarang. Standar Pelaporan Keuangan
Internasional (IFRS) juga membahas pelaporan segmen yang sangat mendetail.
Laporan ini membantu para pengguna laporan keuangan untuk memahami secara lebih
baik bagaimana bagian-bagian dalam suatu perusahaan berpengaruh terhadap
keseluruhan perusahaan.
3. Laporan Arus Kas dan Arus
dana
IFRS dan standar akuntansi di
Amerika Serikat, Inggris, dan sejumlah besar negara-negara lain mengharuskan
penyajian laporan arus kas.
4. Pengungkapan Tanggung
Jawab Sosial
Saat ini perusahaan dituntut
untuk menunjukkan rasa tanggung jawab kepada sekelompok besar yang disebut
sebagai pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders) – karyawan, pelanggan,
pemasok, pemerintah, kelompok aktivis, dan masyarakat umum.
5. Pengungkapan khusus bagi
para pengguna laporan keuangan non domestik dan atas prinsip akuntansi yang
digunakan
Laporan keuangan dapat berisi
pengungkapan khusus untuk mengakomodasi para pengguna laporan keuangan
nondomestik. Pengungkapan yang dimaksud seperti :
a. ”Penyajian ulang untuk
kenyamanan” informasi keuangan ke dalam mata uang nondomestik
b. Penyajian ulang hasil dan
posisi keuangan secara terbatas menurut keompok kedua standar akuntansi
c. Satu set lengkap laporan
keuangan yang disusun sesuai dengan kelompok kesua standar akuntansi; dan
beberapa pembahasan mengenai perbedaan antara prinsip akuntansi yang banyak
digunakan dalam laporan keuangan utama dan beberapa set prinsip akuntansi yang
lain.
Pengungkapan Tata Kelola
Perusahaan
Tata kelola perusahaan
berhubungan dengan alat-alat internal yang digunakan untuk menjalankan dan
mengendalikan sebuah perusahaan – tanggung jawab, akuntabilitas dan hubungan di
antara para pemegang saham, anggota dewan dan para manajer yang dirancang untuk
mencapai tujuan perusahaan. Masalah-masalah tata kelola perusahaan antara lain
meliputi hak dan perlakuan kepada pemegang saham, tanggung jawab dewan,
pengungkapan dan transparansi dan peranan pihak-pihak yang berkepentingan.
Praktik tata kelola perusahaan semakin mendapat perhatian dari para regulator,
investor dan analis.
Pengungkapan dan Pelaporan Bisnis
Melalui Internet
World Wide Web semakin banyak
digunakan sebagai saluran penyebaran informasi, dimana media cetak sekarang
memainkan peranan sekunder. Bahasa Pelaporan Usaha (Extensible Business
Reporting Language – XBRL) merupakan tahap awal revolusi pelaporan keuangan.
Bahasa komputer ini dibangung ke dalam hampir seluruh software untuk pelaporan
akuntansi dan keuangan yang akan dikeluarkan di masa depan, dan kebanyakan
pengguna tidak perlu lagi mempelajari bagaimana mengolahnya sehingga secara
langsung dapat menikmati manfaatnya.
Pengungkapan Laporan Tahunan Di
Negara-Negara Pasar Berkembang
Pengungkapan laporan
tahunan perusahaan di negara-negara pasar berkembang secara umum kurang
ekstensif dan kurang kredibel dibandingkan dengan pelaporan perusahaan di
negara-negara maju. Sebagai contoh, pengungkapan yang tidak cukup dan yang
menyesatkan dan perlindungan konsumen yang terabaikan disebut-sebut sebagai
penyebab krisis keuangan Asia Timur di tahun 1997.
Implikasi Bagi Para Pengguna
Laporan Keuangan dan Para Manager
Para
manajer dari banyak perusahaan terus-menerus sangat dipengaruhi oleh biaya
pengungkapan informasi yang bersifat wajib, tingkat pengungkapan wajib maupun
sukarela semakin meningkat di seluruh dunia. Manajer di negara-negara yang
secara tradisional memiliki pengungkapan rendah harus mempertimbangkan apakah
menerapkan kebijakan peningkatan pengungkapan dapat memberikan manfaat dalam
jumlah yang signifikan bagi perusahaan mereka. Lagipula, para manajer yang
memutuskan untuk memberikan pengungkapan yang lebih banyak dalam bidang-bidang
yang dipandang penting oleh para investor dan analis keuangan, seperti
pengungkapan segmen dan rekonsiliasi, dapat memperoleh keunggulan kompetitif
dari perusahaan lain yang memiliki kebijakan pengungkapan yang ketat.
SUMBER: