Adopsi IFRS dan Relevansi
Nilai Informasi Akuntansi
Nur
Cahyonowati & Dwi Ratmono
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Diponegoro
Email: pemuda54@yahoo.com
ABSTRAK
Penelitian ini
bertujuan untuk mengeksplorasi kualitas informasi akuntansi pada periode
sebelum dan setelah adopsi IFRS pada standar akuntansi keuangan di Indonesia.
Penelitian ini menggunakan relevansi nilai sebagai proksi dari kualitas
informasi akuntansi. Informasi akuntansi yang berkualitas dapat dilihat dari
relevansi informasi akuntansi dalam pengambilan keputusan investor sebagaimana
tercemin pada harga saham. Adopsi standar berbasis IFRS diprediksi tidak
meningkatkan kualitas informasi akuntansi karena faktor lingkungan yang
spefisik ada di Indonesia. Populasi penelitian ini adalah perusahaan publik
yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia pada periode 2008–2011. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa aplikasi standar berbasis IFRS di Indonesia belum
dapat meningkatkan kualitas informasi akuntansi. Relevansi laba akuntansi
dengan keputusan investasi sebagaimana tercermin pada harga saham tidak
meningkat secara signifikan pada periode setelah adopsi IFRS.
Kata kunci:
Relevansi nilai, adopsi IFRS, price model.
ABSTRACT
This objective
of this research is to explore the quality of accounting information before and
after the adoption of IFRS on Indonesian Accounting Standards. This research
explored the value relevance of earnings as one dimension of the quality of
accounting information. High quality of accounting information refers to high
relevancy. The adoption of new standards is predicted not to increase the
quality of accounting information regarding the environmental factor in
Indonesia. The population of this research is public company listed on the
Jakarta Stock Exchange from 2008–2011. The results suggested that the
application of IFRS-based standards has not incrased the quality of accounting
information in Indonesia.
The relevance of
accunting earnings has not increased significantly after the adoption of
IFRSbased standard
Keywords: Value
relevance, IFRS adoption, price model.
PENDAHULUAN
Tujuan dibentuknya International Accounting Standards Committee (IASC)
dan International Accounting Standards Board (IASB) adalah menyusun standar pelaporan keuangan internasional yang
berkualitas tinggi.1 Hal ini sejalan dengan mandat pertemuan negara-negara G-20
di London IASC dibentuk pada tahun 1973 dengan menerbitkan IAS pertama kali
pada tahun 1975. Proses penyusunan IAS mengalami perubahan subtansial dengan
direstrukturisasinya IASC menjadi IASB pada tahun 2001. Standar yang
diterbitkan oleh IASB disebut sebagai IFRS. Sejak tahun 2005, hamper semua
perusahaan publik di negara-negara Eropa dan beberapa negara lain diwajibkan
menyusun laporan keuangan berdasar IFRS. pada 2 April 2009 untuk mempunyai a
single set of high-quality global accounting standards dalam rangka menyediakan
informasi keuangan yang berkualitas di pasar modal internasional. Untuk mencapai
tujuan tersebut, IASC dan IASB telah menerbitkan principles-based standards
yang disebut sebagai International Financial Reporting Standards (IFRS) dan
sebelumnya International Accounting Standards (IAS). Kewajiban untuk
menggunakan IFRS bagi perusahaan-perusahaan yang terdaftar di bursa efek
(listed companies) merupakan salah satu perubahan paling signifikan dalam
sejarah regulasi akuntansi (Daske dkk., 2008). Telah lebih dari 100 negara
mengadopsi IFRS. Regulator berharap bahwa penggunaan IFRS dapat meningkatkan komparabilitas
laporan keuangan, meningkatkan transparansi perusahaan dan kualitas pelaporan keuangan
sehingga menguntungkan investor. Meskipun demikian, masih terjadi perdebatan apakah
IFRS dapat meningkatkan kualitas informasi akuntansi (Barth dkk., 2008; Daske dkk.,
2008; Karampinis dan Hevas, 2011; Alali dan Foote, 2012). Terdapat argumentasi
bahwa IFRS dapat meningkatkan kualitas informasi akuntansi karena penggunaan
fair value lebih dapat merefleksikan kondisi ekonomik perusahaan. Selain itu,
penerapan IFRS juga dihipotesiskan dapat membatasi tindakan opportunistik
manajemen (Barth dkk., 2008). Namun, pembatasan terhadap diskresi manajerial
dalam memilih metode pengukuran justru dapat mengurangi kemampuan manajemen
untuk dapat menyediakan informasia kuntansi yang lebih dapat menggambarkan kondisi ekonomik
perusahaan (Barth dkk., 2008). Selain itu, fleksibilitas dalam principles-based
standards dapat memberikan kesempatan yang lebih besar bagi perusahaan untuk
melakukan tindakan manajemen laba. Selain masih terjadi perdebatan konseptual, hasil
penelitian juga menunjukkan bukti empiris yang bertentangan tentang manfaat
IFRS/IAS dalam meningkatkan kualitas informasi akuntansi. Sebagai contoh, hasil
penelitian Bartov dkk. (2005), Liu dan Liu (2007), Barth dkk. (2008), dan Alali
dan Foote (2012) menunjukkan informasi akuntansi yang telah disusun berdasar
IFRS/IAS lebih berkualitas dibandingkan informasi akuntansi yang disusun
berdasar standar akuntansi sebelumnya. Sebaliknya, hasil penelitian Van der Meulen
(2007), Hung dan Subramayam (2007), serta Karampinis dan Hevas (2011)
menunjukkan bukti empiris yang bertentangan. Mereka menunjukkan tidak ada
peningkatan signifikan dalam kualitas informasi akuntansi setelah adopsi
IFRS. Indonesia telah melakukan adopsi penuh IFRS mulai 1 Januari 2012.
Namun penerapan IFRS telah dimulai secara bertahap dengan penerapan 19 PSAK dan
7 ISAK baru yang telah mengadopsi IAS/IFRS mulai 1 Januari tahun 2010.2
Konvergensi IFRS ini merupakan salah satu kesepakatan pemerintah Indonesia
sebagai anggota forum G-20. Seperti di negara-negara lain, masih menjadi
perdebatan dan pertanyaan penelitian penting apakah penerapan IFRS di Indonesia
dapat meningkatkan kualitas informasi akuntansi.
TELAAH LITERATUR DAN PENGEMABANGAN
HIPOTESIS
Relevansi Nilai Informasi Akuntansi Konsisten dengan penelitian IFRS
sebelumnya (misalnya Liu dan Liu, 2007; Van der Meulen, 2007; Barth dkk., 2008;
Karampinis dan Hevas, 2011; Alali dan Foote, 2012), kualitas informasi akuntansi
dalam penelitian ini diproksikan dengan relevansi nilai. Barth dkk. (2008)
menyatakan perusahaan dengan kualitas informasi akuntansi yang tinggi mempunyai
relevansi nilai laba bersih dan nilai buku ekuitas yang tinggi. Francis dan
Schipper (1999) mendefinisikan relevansi nilai informasi akuntansi sebagai kemampuan
angka-angka akuntansi untuk merangkum informasi yang mendasari harga saham, sehingga
relevansi nilai diindikasikan dengan sebuah hubungan statistikal antara
informasi keuangan dan harga atau return saham. Kualitas informasi akuntansi
yang tinggi diindikasikan dengan adanya hubungan yang kuat antara harga/return
saham dan laba serta nilai buku ekuitas karena kedua informasi akuntansi
tersebut mencerminkan kondisi ekonomik perusahaan (Barth dkk., 2008). Pada
umumnya analisis relevansi nilai mengacu pada kekuatan penjelas (explanatory
power/R2) dari sebuah regresi antara harga/return saham dan laba bersih serta
nilai
buku ekuitas.
METODE PENELITIAN
Populasi dan Sampel
Populasi penelitian adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2008-2011. Perusahaan publik yang terdaftar di
BEI dipilih karena merupakan entitas dengan akuntanbilitas signifikan yang
diwajibankan menggunakan PSAK-IFRS dalam penyusunan laporan keuangan mulai
tahun 2010. Sampel akhir dipilih dengan teknik purposive sampling dengan
kriteria:
a. Perusahaan tersebut mempublikasikan data laporan keuangan secara
konsisten selama tahun 2008-2011;
b. Perusahaan tersebut melakukan initial public offering (IPO) sebelum
tahun 2008; dan
c. Tersedia data-data lain yang diperlukan seperti data harga saham,
jumlah lembar saham biasa. Penelitian ini menganalisis kualitas informasi akuntansi
sebelum dan sesudah adopsi IFRS. Adopsi penuh IFRS di Indonesia baru dilakukan pada
tahun 2012. Meskipun demikian, adopsi telah dilakukan secara bertahap mulai
tahun 2010. Oleh karena itu, dengan mempertimbangkan ketersediaan data, maka
periode setelah adopsi (post IFRS period) dipilih tahun 2010 dan 2011. Untuk
memperoleh observasi waktu yang seimbang, maka periode sebelum adopsi dipilih tahun
2008-2009.
PEMBAHASAN
Bagian ini menguraikan hasil pengujian perbedaan relevansi nilai
informasi akuntansi sebelum dan sesudah adopsi IFRS. Pada bagian pertama
diuraikan prosedur pemilihan sampel dan jumlah sampel akhir untuk pengujian
relevansi nilai. Bagian selanjutnya adalah statistic deskriptif dan matriks
korelasi antarvariabel. Bagian selanjutnya adalah hasil pengujian hipotesis dan
analisis tambahan (additional analysis).
Sampel
Tabel 1 menyajikan prosedur pemilihan sampel untuk pengujian relevansi
nilai dengan teknik purposive sampling. Berdasar kriteriakriteria yang telah
diuraikan sebelumnya, sampel akhir terdiri atas 378 perusahaan dari berbagai industri.
Dengan periode amatan selama empat tahun maka diperoleh sampel sebanyak 1.512 perusahaan-tahun
(firms-years). Jumlah amatan periode sebelum (tahun 2008-2009) dan setelah adopsi
adopsi IFRS (tahun 2010-2011) masingmasing sebanyak sebanyak 756
perusahaan-tahun (firms-years). Pengujian terhadap perbedaan relevansi nilai
informasi akuntansi menggunakan sampel perusahaan yang sama (konsisten selama 4
tahun) dalam rangka mengontrol faktor-faktor karakteristik perusahaan yang
mungkin mempengaruhi validitas internal hasil penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Aboody, D., Hughes, J., & Liu, J. (2002). Measuring Value Relevance
in a (Possibly) Inefficient
Market. Journal of Accounting Research, 40(4),
965-986.
Alali, F.A. & Foote, P.S. (2012). The Value Relevance Of
International Financial Reporting Standards: Empirical Evidence in an Emerging Market.
The International Journal of Accounting, 47, 85-108.
Ball, R., Robin, A. & Wu, S. (2003). Incentives Versus Standards:
Properties of Accounting Income in Four East Asian Countries. Journal of
Accounting & Economics 36, 235– 270.
Barth, M. E., Landsman, W. R. & Lang, M. (2008). International
Accounting Standards and
Accounting Quality. Journal of Accounting Research,
46, 467–498.
Bartov, E., Goldberg, S. & Kim, M. (2005). Comparative Value
Relevance Among German, U.S. and International Accounting Standards: A German
Stock Market Perspective. Journal of Accounting, Auditing and Finance, 20, 95– 119.
Bradshaw, M.T. & Miller, G.S. (2007). Will Harmonizing Accounting
Standards Really Harmonize Accounting? Evidence From Non-U.S. Firms Adopting US
GAAP. Working paper, Harvard Business School.
Daske, H., Hail, L., Leuz, C. & Verdi, R. (2008). Mandatory IFRS
Reporting Around The World: Early Evidence on The Economic Consequences. Journal
of Accounting Research, 46, 1085–1142.
Djankov, S., La Porta, R., Lopez de Silanes, F. & Shleifer, A.
(2008). The Law And Economics of Selfdealing. Journal of Financial Economics, 88(3),
430–465.
Ewert, R. & Wagenhofer, A. (2005). Economic Effects of Tightening
Accounting Standards to
Restrict
Earnings Management. The Accounting Review, 80, 1101–1124.
Francis, J. & Schipper, K. (1999). Have Financial Statements Lost
Their Relevance? Journal of Accounting Research, 37, 319–352.
Gujarati, D. (2003). Basic Econometrics. NY: McGraw Hill.
Hung, M. & Subramanyam, K.R. (2007). Financial Statement Effects of
Adopting International Accounting Standards, The Case of Germany. Review of
Accounting Standards, 12, 623–657.
IDX Fact Book (2012). Diunduh dari www.idx.co.id
Karampinis, N. & Hevas, D. (2011). Mandating IFRS in an Unfavorable
Environment: The Greek Experience. The International Journal of Accounting, 46,
304-332.
La Porta, R., Lopez-de-Silanes, F., Shleifer, A. & Vishny, R.
(1998). Law and Finance. Journal
of Political
Economy, 106(6), 1113–1155.
Leuz, C., Nanda, D., & Wysocki, P. (2003). Earnings Management and
Investor Protection: An
International
Comparison. Journal of Financial Economics, 69(3), 505–527.
Liu, J., & Liu, C. (2007). Value Relevance Of Accounting
Information In Different Stock
Market
Segments: The Case of Chinese A-, Band H-shares. Journal of International Accounting
Research, 6, 55–81.
Ohlson, J. (1995). Earnings, Book Values And Dividends in Quality
Valuations. Contemporary Accounting Research, 11, 661–688.
Siregar, S.V, Sidharta Utama (2008). Type of Earnings Management And
The Effect of Ownership Structure, Firm Size, and Corporate Governance
Practices: Evidence From Indonesia. The International Journal of Accounting,
43, 1-27.
Van der Meulen, S., Gaeremynck, A., & Willekens, M. 2007. Attribute
Differences Between US GAAP and IFRS Earnings: An exploratory study. The
International Journal of Accounting, 42(2), 123–142
Nice post! Really liked it, you gonna check this one
BalasHapusweb development
Thanks
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus